cairan kadaluarsa

aku mengingatmu sebagai hujan
kau adalah cairan berbulir kenangan
menetes tepat di lubuk perasaan
mendenyut kan hati di sebuah pikiran
menggoyahkan cemara yg berdiaman di tengah hujan
aku selalu bahagia ketika turun hujan
yang aku sedihkan hanyalah keputusanmu berteduh di lain perasaan
menunggu hadirmu di sebuah kenangan
berkelupaskan rasa di kebencian
berenang pada sebuah penyesalan

mengingatmu adalah sebuah bunuh diri di tengah perasaan
menghempit sesak tepat pada dada
sehingga keluar bulir bulir air mata
denyut waktu sebagai perhitungan aku dan kamu di pisahkan
pada sebuah hujan
dari awan jatuh kekepingan penyesalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DETEORISASI HEPATALGIA

puisi Wiranagara

katalis Koagulasi